Senin, 07 Mei 2012

Bayangan hitam




"Iya aku lihat dengan mata kepalaku sendiri! Bayangan hitam!" teriaknya lantang.
"Sadar Zora! kamu mengkhayal!" tegas kak Seva.

Sejak kejadian kemarin, kali pertama Zora melewati rumah pak Tono. Setelah ia melawan rasa takutnya yang selalu mengikutinya kemana pun ia pergi. Suara tertawa seorang kakek-kakek selalu ia dengar.
Pak Tono adalah seorang kakek tua, kakek tua yang memiliki penyakit saiko. Sebelum istri dan kedua anakanya meninggal, pak Tono seorang penyair hebat dan dikenal banyak orang. Hidupnya selalu bahagia, memiliki tanah dan restoran yang cukup terkenal. Tetapi semenjak insiden 4Maret 2 tahun silang, hidup pak Tono menjadi semrawut. Pekerjaan menjadi penyair ia tinggalkan, restorannya bangkrut, bahkan tanah-tanahnya sudah habis terjual. Istri dan kedua anaknya meninggal akibat dibunuh oleh komplotan perampok yang menyusup kerumahnya saat tengah malam, kebetulan saat itu pak Tono sedang keluar kota. Hal itu yang menyebabkan pak Tono saiko. 
Dulu, pak Tono sangat dekat dengan keluarga Zora. Rumah pak Tono dan Zora lumayan dekat, hanya dibatasi dengan 3rumah disamping kiri dari rumah Zora. Pak Tono tahu betul segala sesuatu tentang Zora, karena sejak umur 4 tahun keluarga pak Tono dan Zora sudah saling kenal. Bahkan dulu, Zora sering menginap dirumah pak Tono.
2 tahun lalu, keluarga Zora sangat kaget saat mendengar kabar bahwa istri dan kedua anak pak Tono telah meninggal terbunuh. Apalagi orangtua Zora yang pada saat itu sedang berada diluar negeri, mereka pun langsung pulang ke Indonesia saat mendengar kabar itu.
Penyakit saiko yang dimiliki pak Tono membuat Zora sangat ketakutan, apalagi Zora pernah memergoki pak Tono yang sedang menyayat-nyayat badan kucing yang ia ikat di bangku kecil yang sudah lapuk. Seketika Zora berteriak dan menangis, ia menceritakannya pada kak Seva. Penyakit saiko yang dimiliki pak Tono itu membuat keluarga Zora dan tetangga lain sangat terganggu dan ketakutan.

Malam ini semenjak kejadian tadi siang saat Zora melihat bayangan hitam di dalam rumah pak Tono yang terlihat jelas dari jendela luar rumah pak Tono itu, Zora merasa sangat ketakutan. Sekujur tubuhnya merinding. Apalagi malam itu hujan disertai petir. Setiap malam Zora sering mendengar suara tertawa seorang kakek-kakek dan suara langkah kaki yang sangat keras. Hal itu membuat Zora sangat takut, mengingat semua bunyi itu muncul semenjak istri dan kedua anak pak Tono yang meninggal. Dan juga semenjak pak Tono menjadai saiko.
"Ya Tuhan... lindungi Zora....!" rintih Zora sembari menutup kedua telinganya. Suara tertawa seorang kakek-kakek itu ia dengar kembali. 
Zora hanya tinggal ber3 dirumahnya yang lumayan besar itu, kak Seva, Zora, dan Asri pembantunya. Rumah Zora menjadi lebih seram semenjak orangtua Zora kerja di luar negeri.

Tok...tok..tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar pintu kamar Zora. Ia pun langsung menarik selimut bergambar Barbie-nya itu menutupi sekujur tubuhnya sambil memeluk erat boneka Micky Mouse-nya. Bunyi ketukan itu terdengar berulang-ulang.
"Buka Zora!" teriak kak Seva keras.
Zora pun membuka selimutnya itu, ia takut salah dengar. Ia pun memastikan bahwa itu benar-benar suara kak Seva atau bukan.
"Siapa???!" teriaknya ketakutan.
"Ini kakak Zora! Buka cepetan!" 
Zora pun berlari kecil kearah pintu kamarnya sambil tetap memeluk bonekanya.
"Kamu ini gak denger apa pintu dari tadi di ketuk-ketuk?" ujar kak Seva sembari menyimpan susu putih yang ia bawakan untuk Zora dan menyimpannya di meja dekat kasur Zora.
"Ya maaf kak, aku pikir itu bukan kakak... abis aku takut." 
"Takut apasih? kamu tuh menghayal aja! udah cepet minum susunya, terus tidur!" ujar kak Seva sembil berjalan menuju pintu kamar Zora dan keluar.
Zora pun meminum susu yang kak Seva antar tadi, dengan cepat langsung kembali kedalam selimut bergambar Barbie yang sudah menunggunya. 

Esoknya
Dengan pakaian seragam SMA-nya yang sudah rapi, rambut panjang berkepang dua dan tas pink bergambar Barbie yang ia pakai pagi itu, Zora langsung duduk di kursi meja makannya. Ia pun mengambil selembar roti dan mengoleskan selai coklat pada rotinya itu. Lagi lagi dan lagi, pagi itu Zora hanya sarapan sendiri, hanya di temani dengan televisi yang selalu menyala. Di depannya terdapat secarik kertas yang bertuliskan:

Zora hari ini kakak pulang malam, kamu langsung pulang yah jangan main dulu. Kalau mau makan tinggal ambil di kulkas, hari ini Asri sedang pulang kampung. Ibunya sakit.

"Aahhhh!Damn!" gerutu Zora kesal. "kenapa harus pake ada acara pulang kampung segala sih si Asri!"

Jam sudah menunjukan pukul 06.15, Zora pun segera pergi sekolah. Ia mengunci pintu rumahnya dan berdiri di depan gerbang sambil menunggu taksi langganannya yang selalu menunggu di pertigaan jalan dekat rumahnya.

Sesampainya di sekolah, Zora langsung berlari kecil mencari teman se-gank-nya untuk mengajak ke Mall pulang sekolah nanti.
"Asti, pokonya pulang sekolah kita harus main!" ujar Zora dengan nada memaksa. "kasih tau yang lain pokoknya!"
Asti hanya mengangguk. Raut wajah Asti yang benar-benar heran pada sikap Zora hari ini.
Bel istirahat berbunyi. Zora langsung mengambil hp-nya dari saku bajunya, ia menanyakan pada kak Seva benarkah kak Seva akan pulang malam atau tidak.
                 Kak sekarang beneran pulang malem? Jam berapa?

Zora berharap bahwa kak Seva hanya bercanda akan hal itu, meningat kak Seva sering sekali bercanda. Hp Zora pun bergetar, menandakan ada balasan sms.
     Bener Zora, emang kenapa? kira-kira jam 10-an kaka baru keluar kantor. Udah yah jangan sms lagi, lagi rapat.

 Balasan sms kak Seva membuat Zora sangat jengkel. Pikiran-pikiran aneh sudah mengerubuti otak Zora. "Stop!!!!"
Kesibukan kak Seva sangat-sangat membuat Zora sering di tinggal pulang malam. Ia bekerja di salah satu kantor pemasaran prodak makanan yang sangat terkenal. Hal itu yang membuat kak Seva sangat sibuk.

Zora menuggu gank-nya di depan gerbang. Beberapa saat kemudian, Asti datang sambil berlari kecil. "Zor, Shan sama Hasqa gabisa ikut" ujarnya sambil terengah-engah. 
"Terus gimana dong?gue takut dirumah sendiri! Kak Seva pulang malem" ujarnya emosi.
"Yaudah gue temenin, gampang kan? gausah emosi dulu deh" 
Akhirnya mereka pun menaiki taksi langganan Zora menuju salah satu Mall yang berada lumayan dekat dari sekolah Zora.
Kebiasan Zora, ia selalu menghabisan uang mingguannya untuk berbelanja sesuatu yang tidak terlalu penting. Begitu pula dengan temannya Asti. 
Tepat pukul 18:00, Asti dan Zora keluar dari Mall itu. Supir taksi yang tetap setia menunggu Zora di depan Mall sambil menghisap rokoknya.
"Ayo pak. Pulang" ujar Zora.

Zora pulang menyusuri jalan yang ramai lancar. CD album penyanyi terkenal 'Katy Perry' yang selalu ia bawa kemana-mana membuat taksi itu seperti disko berjalan. Volumenya sangat keras.
Arrived home
Zora mngeluarkan uang 200ribu dari dompet pinknya dan memberikan pada tukang taksi itu. "Besok seperti biasa yah pak" ujar Zora.

Zora membuka pintu dan segera berjalan masuk ke dalam, Asti mengikuti dari belakang. Mereka beristirahat sebentar setelah seharian berbelanja.
Zora berjalan menuju kulkas untuk mengambil Jus Apel lalu menuangkannya di 2 gelas. Ia memberikan satu lagi pada Asti.
"Nih As. lo gaakan dimarahin udah malem gini?" tanya Zora
"Engga, gue udah bilang mau nemenin lo" 
"Yaudah lo sekalian  nginep sini aja, gimana?" ujar Zora memberikan tawaran.
"Boleh, gue sms kaka dulu ye suruh bawain baju sama buku pelajaran" jawabnya.

Tepat pukul 22:00. Mereka sudah merebahkan tubuhnya ke kasur. Malam itu hujan disertai petir lagi. Tetapi.. Zora tidak mendengar suara-suara aneh lagi. Ini hal yang ajaib, Zora sangat mensyukuri itu.

Sudah beberapa minggu ini, tidur Zora sangat nyenyak. Ia tidak lagi takut mendengar suara-suara aneh, melewati rumah pak Tono, dan pak Tono itu.
Tanda tanya besar.
Kenapa? ada apa?. Pertanyaan itu yang selalu terlintas di otak Zora. Zora pun menanyakan hal itu pada kak Seva. Tetapi jawabannya nihil. Kak Seva malah mengolok-olok Zora. Makin hari rasa penasaran itu semakin bertambah. Zora pun berlari kecil, menuruni tangga di rumahnya dan membuka pintu utama rumahnya menuju rumah pak Ali, RT komplek rumah Zora.
"Pak Ali, pak Tono masih ada kan dirumahnya??" tanyanya sambil terengah-engah.
"Lho kok Zora gatau sih, Pak Tono kan sudah meninggal setahun yang lalu" jelas pak Ali.
"HAH?!" teriak Zora tak percaya.
"Iya Zora, pak Tono di temukan meninggal tanggal 4Maret setahun yang lalu. Tak ada bekas luka atau apapun di tubuhnya. Dia pun masih menggunakan baju hitamnya yang jarang di ganti itu. Mungkin karena faktor umur." jelas pak Ali. "mungkin kak Seva tidak memberitahu akan hal ini karena ia takut kamu ketakutan."
Zora hanya duduk termenung tak percaya akan perkataan pak Ali yang baru saja ia dengar di telinganya. Otaknya menerawang jauh, memikirkan dan mengingat kembali akan semuanya yang ia alami. Ia pun membuka lagi memori-memori di dalam otaknya untuk memastikan.. 
Ternyata semuanya sama pesis. Dan ternyata itu benar.


Lalu bayangan hitam itu siapa? suara tertawa kakek-kakek itu siapa? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar